Rabu, 04 Mei 2011
Nostalgia masa SMA
Posted by Rustam
06.07, under oplok | No comments
Nostalgia...
Membekas dalam,
tiang tinggi yg jd saksi bisu.
Ratusan smpai ribuan,
anak berseragam putih abu,
datang dan pergi; silih berganti.
Atau beringin tua yang masih kokoh
sekokoh bangunan sekolah
menyimpan ingatan & catatan.
Beratus atau beribu-ribu nama, mungkin saja.
Kita ada, dan masih ada.
Kita adalah pemeran dalam catatan itu.
Ketika -kita- dgn langkah malu-malu,
hadir disana.
Belajar, bermain, bersahabat dan bersaudara.
Melewati tingkatan2, sampai akhirnya siap dilepas.
Dan meninggalkan semua sebatas memori.
Entah dimana semuanya sekarang.
Guru & murid yg pernah bersama.
Terpisah jarak, waktu, usia bahkan azal.
Yang tersisa -masih sama-
tiang tinggi dan bangunan sekolah.
Serta setumpuk catatan
dan sejuta nostalgia.
Posted by Rustam
02.19, under oplok | No comments
GURUKU PAHLAWANKU
Engkau adalah Pelita hatiku
Sungguh mulia jasamu
Keluar dari masa kelabu
Menuju masa yang baru
Tak peduli seberapa kekayaanku
Yang peduli apa suku bangsaku
Engkau mengajarku tanpa ragu
Tanpa rasa penyesalanmu
Engkau tak mengharap balasan sedikitpun dariku
Kau didik kami dengan kasih sayang
Sebagaimana kau mengasihiku seperti anakmu
Wahai guruku….
Begitu besar pengorbananmu
Kau menindas kebodohan dimana- mana
Kau mendidikku dari tak tau menjadi tau
Kaulah yang membuka pintu hatiku
Tuk selalu belajar dan belajar
Ilmu yang berguna slalu kau limpahkan kepadaku
Kau bagai lilin yang menerangiku
Dan kau juga tempatku berlindung dari kegelapan
Kau menyayangiku dengan kasih sayang
Begitu juga dengan ku
Kau bagai orang tua kandung bagiku
Guruku kau adalah pahlawanku
Kau buat hidupku lebih berarti
Dan kau takkan pernah kulupakan hingga akhir hayatku
Jasamu akan selalu ku ingat
Guruku kaulah pahlawanku yang agung bagiku
Tanpamu hidupku tak ada gunanya
Jasamu amat berguna bagiku
Kau beri ilmu sedikit demi sedikit
Karenamu aku berilmu
Dengan ilmu yang kau limpahkan
Akupun bisa melanjutkan perjuangan
Ketika ku bertanya, apa yang harus ku balas?
Engkau berkata,…tunjukkan…
Tunjukkan pada dunia
Kalau kau bisa berguna
Setelah kau tiada
kan kulanjutkan pengabdianmu
Seruanmu kan kujadikan pegangan
Tuk terus maju tanpa ragu
Air Mata dan Cinta
Posted by Rustam
02.08, under oplok | No comments
Bicara mengenai menangis ada 2 cerita jaman dulu.
Cerita pertama. Dulu, ada negeri kafir yang akan menyerang negeri Islam. Ketua kafir itu mengatur siasat. Sebelum menyerang, diselidiki dulu negeri Islam itu. Akhirnya, sang ketua mengutus seorang mata-mata ke negeri Islam tersebut. Si mata-mata menyamar menjadi orang Islam. Selanjutnya dia masuk ke negeri Islam itu. Penampilannya Islam, dengan janggut dan pernak pernik yang Islami.
Tiba-tiba dia bertemu dengan seorang anak muda yang sedang menangis di pojok dinding. Penasaran dengan hal tersebut, si mata-mata tadi mendekati anak muda itu. Dia bertanya, “Kenapa kamu nangis?” Jawab anak muda tadi, “Aku menangis karena tadi aku ketinggalan shalat berjama’ah di masjid.” Kagetlah si mata-mata itu. Lalu dia balik ke negerinya dan melapor kepada sang ketua. Dia menceritakan apa yang diliatnya di negeri Islam. Lalu sang ketua berkata, “OK, kita jangan menyerang Islam dulu. Tunggu kalau saatnya sudah tepat.”
Cerita kedua. Ini kelanjutan dari cerita pertama. Beberapa tahun kemudian, kembali diutuslah si mata-mata tadi untuk mengintai negeri Islam. kemudian, si mata-mata menyamar lagi menjadi orang Islam. Kejadian berikutnya sama dengan cerita yang pertama. Dia bertemu dengan anak muda yang sedang duduk menangis. Si mata-mata mendekati anak muda tersebut dan bertanya, “Kenapa kamu nangis anak muda?” Jawab si anak muda, ” Aku menangis karena baru saja ditinggal kekasihku?” mendengar jawaban anak muda tersebut, si mata-mata kembali ke negerinya dan melapor kepada sang ketua tentang apa yang diliatnya di negeri Islam. Lalu, sang ketua berkata, “OK, saatnya kita serang mereka!”
Akhirnya, negeri kafir kemudian menyerang negeri Islam tadi, dan apa yang terjadi? Hancur-lebur dan luluh-lantaklah negeri Islam. Masya Allah.
Kenapa bisa seperti ini? Ketua kafir melihat bahwa pada cerita yang pertama, pemuda-pemuda Islam-nya sholeh-sholeh. Mereka cinta sama Allah. Sampai-sampai mereka sedih dan nangis lantaran ketinggalan shalat berjama’ah di masjid. Jadi, kalau negeri kafir menyerang saat itu, pasti orang kafir akan kalah.
Selanjutnya, setelah beberapa tahun, ada yang berubah di negeri Islam tersebut. Anak-anak mudanya sudah tidak sholeh (atau mungkin kurang sholeh). Ini bisa dilihat si mata-mata bertemu dengan anak muda Islam yang menangis karena ditinggal pacarnya. Pasti, hari-harinya akan dihabisin untuk sang kekasihnya, untuk menemani, untuk memikirkan, dan untuk yang lain. Kenapa waktunya tidak dihabiskan untuk Allah dan Islam? Ini pertanda kalau negeri Islam tadi sudah lemah. Inilah saatnya negeri kafir tersebut menyerang negeri Islam. Begitulah sobat, generasi yang pertama menangis mengeluarkan air mata karena cintanya kepada Allah. Generasi yang kedua menangis mengeluarkan air mata karena cinta kepada pacarnya.
Nah Sobat, air mata kita termasuk yang mana? Kalau kita menangis gara-gara siapa?? Semoga air mata dan tangis kita hanya karena Allah!